Tingkatkan Muatan Lokal, Hindari Klaim Pihak Lain

By Admin


nusakini.com-Semarang – Kurang berhasilnya suatu bisnis, kebanyakan disebabkan kesalahan dalam manajemen keuangan. Ketika tidak bisa memilah antara uang produksi dan uang profit, akan menghambat kemajuan usaha. 

Hal tersebut ditekankan Wakil Ketua Dekranasda Provinsi Jawa Tengah Hj Nawal Arafah Yasin kepada peserta Rapat Koordinasi (Rakor) Dekranasda Provinsi Jawa Tengah di Wisma Perdamaian Semarang, Kamis (13/12). Menurut wanita berhijab itu, para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Jawa Tengah harus pintar-pintar dalam mengelola keuangannya. 

“Para pelaku UMKM bisa memenej keuangan dan memenej produksinya menggunakan software akuntansi online yang selama ini sudah mendapatkan rekomendasi dari Bank Indonesia. Sehingga pencatatan transaksi keuangannya sudah jelas dan minim kesalahan. Jangan sampai uang yang seharusnya biaya produksi malah dikonsumsi,” terang Nawal. 

Untuk akses permodalan, saat ini Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Bank Jateng telah memberikan kemudahan bertansaksi melalui program Mitra Jateng 25 dan Mitra Jateng 02. Program Mitra Jateng 25 memberikan kelonggaran para pengrajin dengan memberikan bunga tujuh persen dan plafon Rp25 juta. 

“Sedangkan Mitra Jateng 02 bunganya hanya dua persen dengan plafon Rp2 juta. Bahkan, tersedia juga kredit mikro untuk para pelaku usaha mikro kecil dan menengah dengan plafon pinjaman minimal Rp1 juta dan pengembaliannya selama 1 tahun,” paparnya. 

Tak hanya itu, ada juga Corporate Social Responsibility (CSR) dari BUMD di Jawa Tengah yang berkomitmen untuk memajukan UKM. Berkaitan dengan mencari pasar, lanjutnya, ada berbagai pembinaan maupun fasilitas dari pemerintah maupun swasta untuk memromosikan produk kerajinan UKM di Jawa Tengah melalui Showroom Dekranasda, Smesco, Pameran atau kegiatan expo yang digelar pada tiap daerah. 

“Kemarin saat Dinas Koperasi dan UKM menyelenggarakan UKM Jateng Expo di Samarinda, alhamdulillah produk kerajinan kita laris terjual disana. Ke depan, kami berencana akan bekerja sama dengan Dinas Koperasi dan UKM dalam Jateng Expo, supaya tujuan profit oriented bukan hanya satu jalur saja. Tetapi dari daerah tujuan bisa membeli produk kita, dan kita juga bisa membeli produk mereka,” ungkap Nawal. 

Melalui Rakor ini, diharapkan akan membangun persamaan persepsi dan memantapkan sinergitas kemitraan antara Pemerintah Daerah, Dekranasda Provinsi dan Dekranasda Kabupaten/Kota. Pihaknya ingin agar rakor ini mempu meningkatkan perkembangan kerajinan UKM di Jateng. 

“Diharapkan, kegiatan ini bisa untuk rembukan serta menentukan langkah-langkah strategis yang kita lakukan supaya UKM di Jateng bisa berkembang dengan baik,” ujarnya. 

Industri UKM di bidang kerajinan, lanjutnya, mempunyai peranan penting. Di samping meningkatkan pendapatan daerah, sekaligus mampu menyerap tenaga kerja demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Jawa Tengah. Tentunya, hal ini harus dibarengi dengan inovasi dan kreativitas dalam menjaga kualitas produk. 

“Potensi ini masih terbuka luas, karena di setiap kabupaten/ kota di Jawa Tengah memiliki kerajinan yang khas dan berdaya saing tinggi. Seperti Kota Semarang yang bukan penghasil kulit, namun mampu menghasilkan kerajinan yang berdaya jual tinggi, seperti tas, dompet, sepatu, dan aksesoris lainnya,” bebernya. 

Menurut Nawal, di era digital, pelaku UKM dan kerajinan harus mengoptimalkan kemajuan teknologi. Kecanggihan TI saat ini, memungkinkan UKM memperluas akses pasar melalui internet. 

“Jangkauan pasar yang semakin luas dan bertahap akan membuat UKM dapat tumbuh menjadi industri dalam skala yang lebih besar. Sehingga menjadi pemacu pertumbuhan ekonomi daerah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat,” bebernya. 

Pada 2019, Nawal berharap partisipasi Dekranasda kabupaten/ kota untuk memajukan produk-produk kerajinan. Selain itu, juga mampu menyejahterakan pengrajin binaan melalui ide-ide kreatif pada program pengembangan kerajinan daerahnya. 

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah Muhammad Arif Sambodo mengatakan program Dekranasda Provinsi Jawa Tengah Tahun 2019 akan tetap fokus pada penyiapan regenerasi sumber daya manusia, meningkatkan daya saing produk, dan meningkatkan hubungan kemitraan dengan berbagai pihak, sesuai misi Dekranasda. Promosi produk terus digencarkan, bahkan setiap bulan dijadwalkan ada pameran. 

Dia berharap event pameran dapat dioptimalkan seluruh Dekranasda Kabupaten/ Kota untuk berpartisipasi, memasarkan produk kerajinan UMKM binaannya. Apalagi, industri kerajinan di Jawa Tengah mencapai 28.182 unit, dan menyerap tenaga kerja sebesar 1.352.300 orang. 

“Ini merupakan potensi yang besar yang patut kita kembangkan. Utamanya dapat meningkatkan daya saing sekaligus menyebarluaskan produk-produk khas daerah UMKM kita,” tutur Arif. 

Sementara itu, Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekda Provinsi Jawa Tengah Prijo Anggoro Budi Rahardjo, menambahkan, aspek pemasaran memang masih menjadi kendala pelaku UMKM. Untuk itu, pihaknya terus berupaya memfasilitasi pemasaran melalui berbagai event dan pameran, serta memutus mata rantai perdagangan melalui pemasaran online. 

“Dekranasda Jateng siap melakukan pendampingan, tentunya dibantu Dekranasda kabupaten/ kota. Muatan lokal juga terus ditingkatkan, sehingga produk Jawa Tengah tak lagi diklaim dari provinsi lain,” tandas Prijo.(p/ab)